Profesor Tahir Djide, Guru Besar Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) Bandung, dan lebih dikenal sebagai pelatih fisik pebulu tangkis Indonesia pada era tahun 1970-1980-an, telah berpulang. Tahir Djide meninggal dunia pada hari Jumat (4/9) pukul 03.15 dini hari di RS Hasan Sadikin Bandung.
Putri pertama Tahir Djide, Lita Djide, kepada Kompas, Jumat pagi, mengungkapkan, ayahnya sejak lama menderita kanker hati. Namun, baru sejak awal Agustus lalu dinyatakan mengalami kanker hati, kata Lita.
Rencananya, Tahir Djide disemayamkan di masjid di kawasan UPI Bandung, dan diupayakan dimakamkan di Taman Makam Pahlawan Cikutra Bandung.
"Pak Tahir sudah saya anggap sebagai orangtua sendiri. Pak Tahir lebih mengenal saya daripada ayah saya sendiri," kata Liem Swie King, salah satu legenda bulu tangkis Indonesia. King mengaku shock mendengar kepergian Tahir Djide.
Liem Swie King adalah salah satu pemain bulu tangkis yang dididik oleh Tahir Djide dengan latihan fisik yang sangat keras.
Kamis, 10 September 2009
Tahir Djide Telah Berpulang
Rabu, 09 September 2009
Lebaran, ATM BNI Siapkan Rp 420 Miliar per Hari
JAKARTA, KOMPAS.com - Bank BNI menaikkan uang tunai harian di 4.000 ATM (anjungan tunai mandiri) sampai 30 persen untuk melayani kebutuhan uang bagi masyarakat menjelang Lebaran.
Bila biasanya uang tunai harian di ATM Rp 232 miliar per hari, maka pada Lebaran ini dinaikkan menjadi Rp 420 miliar. Peningkatan persediaan uang tunai ini dilakukan selama 16 hari yang dimulai sejak 14 September 2009 (H-7) hingga 29 September 2009 (H+7). Total persediaan uang untuk mengisi ATM selama periode ini mencapai Rp 6,72 triliun.
"Sementara untuk mengantisipasi penarikan uang tunai melalui kantor cabang atau outlet, BNI juga meningkatkan persediaan uang tunai harian dari biasanya Rp 237 miliar per hari menjadi Rp 307 miliar per hari atau juga naik 30 persen," kata Direktur Operasi Bank BNI Suwoko Singoastro di Jakarta, Kamis (10/9).
Menurutnya puncak penarikan uang tunai Lebaran biasanya berlangsung H-7 dan H+7 atau selama 16 hari. "Secara keseluruhan kami siapkan uang tunai Lebaran Rp 11,6 triliun," kata Suwoko.
Selain menaikkan persediaan uang tunai, BNI juga mengintensifkan jaringan outlet dan elektronik untuk tetap memberikan layanan perbankan bagi masyarakat terutama saat libur panjang. "Pengawasan sistem operasi operasi, hardware, dan jaminan ketersediaan daya listrik terus ditingkatkan," kata Suwoko.
Saat ini, lanjutnya, level ATM BNI mencapai 98,52 persen dan terus ditingkatkan untuk memberikan layanan terbaik bagi nasabah. "Untuk menjaga operasional ATM terutama di masa liburan BNI juga mengoptimalkan 23 ATM regional centre di seluruh Indonesia mulai dari menjaga ketersediaan uang tunai, pengawasan sistem, dan pemeliharaan kualitas sarana serta kebersihannya," papar dia.
BNI juga menyediakan layanan elektronik lainnya untuk kemudahan nasabah yaitu phonebanking BNI PhonePlus, BNI SMS Banking, dan BNI internet Banking yang dapat dimanfaatkan tanpa keterbatasan waktu dan tempat.
Sekilas Sejarah Terbentuknya Kota Depok
Depok bermula dari sebuah Kecamatan yang berada di lingkungan Kewedanaan (Pembantu Bupati) wilayah Parung Kabupaten Bogor, kemudian pada tahun 1976 perumahan mulai dibangun baik oleh Perum Perumnas maupun pengembang yang kemudian diikuti dengan dibangunnya kampus Universitas Indonesia (UI), serta meningkatnya perdagangan dan Jasa yang semakin pesat sehingga diperlukan kecepatan pelayanan.
Pada tahun 1981 Pemerintah membentuk Kota Administratif Depok berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 43 tahun 1981 yang peresmiannya pada tanggal 18 Maret 1982 oleh Menteri dalam Negeri (H. Amir Machmud) yang terdiri dari 3 (tiga) Kecamatan dan 17 (tujuh belas) Desa, yaitu :
- Kecamatan Pancoran Mas, terdiri dari 6 (enam) Desa, yaitu Desa Depok, Desa Depok Jaya, Desa Pancoram Mas, Desa Mampang, Desa Rangkapan Jaya, Desa Rangkapan Jaya Baru.
- Kecamatan Beji, terdiri dari 5 (lima) Desa, yaitu : Desa Beji, Desa Kemiri Muka, Desa Pondok Cina, Desa Tanah Baru, Desa Kukusan.
- Kecamatan Sukmajaya, terdiri dari 6 (enam) Desa, yaitu : Desa Mekarjaya, Desa Sukma Jaya, Desa Sukamaju, Desa Cisalak, Desa Kalibaru, Desa Kalimulya.
Selama kurun waktu 17 tahun Kota Administratif Depok berkembang pesat baik dibidang Pemerintahan, Pembangunan dan Kemasyarakatan. Khususnya bidang Pemerintahan semua Desa berganti menjadi Kelurahan dan adanya pemekaran Kelurahan , sehingga pada akhirnya Depok terdiri dari 3 (Kecamatan) dan 23 (dua puluh tiga) Kelurahan, yaitu :
- Kecamatan Pancoran Mas, terdiri dari 6 (enam) Kelurahan, yaitu : Kelurahan Depok, Kelurahan Depok Jaya, Kelurahan Pancoran Mas, Kelurahjn Rangkapan Jaya, Kelurahan Rangkapan Jaya Baru.
- Kecamatan Beji terdiri dari (enam) Kelurahan, yaitu : Kelurahan Beji, Kelurahan Beji Timur, Kelurah Pondok Cina, Kelurahan Kemirimuka, Kelurahan Kukusan, Kelurahan Tanah Baru.
- Kecamatan Sukmajaya, terdiri dari 11 (sebelas) Kelurahan, yaitu : Kelurahan Sukmajaya, Kelurahan Suka Maju,. Kelurahan Mekarjaya, Kelurahan Abadi Jaya, Kelurahan Baktijaya, Kelurahan Cisalak, Kelurahan Kalibaru, Kelurahan Kalimulya, Kelurahan Kali Jaya, Kelurahan Cilodong, Kelurahan Jati Mulya, Kelurahan Tirta Jaya.
Dari tahun 1982 - 1999, penyelenggaraan pemerintah Kota Administratif Depok mengalami pergantian Kepemimpinan sebagai berikut :
- Drs. Moch Rukasah Suradimadja (Alm) [Walikotatif] 1982 - 1984
- Drs. H.M.I Tamdjid [Walikotatif] 1984 - 1988
- Drs. Abdul Wachyan [Walikotatif] 1988 - 1991
- Drs. Moch. Masduki [Walikotatif] 1991 - 1992
- Drs. H.Sofyan Safari Hamim [Walikotatif] 1992 - 1996
- Drs. H. Yuyun WS [Plh Walikotatif] 1996 - 1997
- H. Badrul Kamal [Walikotatif] 1997 - 1999
Terbentuknya Kota Depok
Dengan semakin pesatnya perkembangan dan tuntutan aspirasi masyarakat yang semakin mendesak agar Kota Administratif Depok diangkat menjadi Kotamadya dengan harapan pelayanan menjadi maksimum. Disis lain Pemerintah Kabupaten Bogor bersama – sama Pemerintah Propinsi Jawa Barat memperhatikan perkembangan tesebut, dan mengusulkannya kepada Pemerintah Pusat dan Dewan Perwakilan Rakyat.
Berdasarkan Undang – undang No. 15 tahun 1999, tentang pembentukan Kotamadya Daerah Tk. II Depok yang ditetapkan pada tanggal 20 April 1999, dan diresmikan tanggal 27 April 1999 berbarengan dengan Pelantikan Pejabat Walikotamadya Kepala Daerah Tk. II Depok yang dipercayakan kepada Drs. H. Badrul Kamal yang pada waktu itu menjabat sebagai Walikota Kota Administratif Depok.
Momentum peresmian Kotamadya Daerah Tk. II Depok dan pelantikan pejabat Walikotamadya Kepala Daerah Tk. II Depok dapat dijadikan suatu landasan yang bersejarah dan tepat untuk dijadikan hari jadi Kota Depok.
Berdasarkan Undang – undang nomor 15 tahun 1999 Wilayah Kota Depok meliputi wilayah Administratif Kota Depok, terdiri dari 3 (tiga) Kecamatan sebagaimana tersebut diatas ditambah dengan sebagian wilayah Kabupaten Daerah Tingkat II Bogor, yaitu :
- Kecamatan Cimanggis, yang terdiri dari 1 (satu) Kelurahan dan 12 (dua belas) Desa , yaitu : Kelurahan Cilangkap, Desa Pasir Gunung Selatan, Desa Tugu, Desa Mekarsari, Desa Cisalak Pasar, Desa Curug, Desa Hajarmukti, Desa Sukatani, Desa Sukamaju Baru, Desa Cijajar, Desa Cimpaeun, Desa Leuwinanggung.
- Kecamatan Sawangan, yang terdiri dari 14 (empat belas) Desa, yaitu : Desa Sawangan, Desa Sawangan Baru, Desa Cinangka, Desa Kedaung, Desa Serua, Desa Pondok Petir, Desa Curug, Desa Bojong Sari, Desa Bojong Sari Baru, Desa Duren Seribu, Desa Duren Mekar, Desa Pengasinan Desa Bedahan, Desa Pasir Putih.
- Kecamatan Limo yang terdiri dari 8 (delapan) Desa, yaitu : Desa Limo, Desa Meruyung, Desa Cinere, Desa Gandul, Desa Pangkalan Jati, Desa Pangkalan Jati Baru, Desa Krukut, Desa Grogol.
- Dan ditambah 5 (lima) Desa dari Kecamatan Bojong Gede, yaitu : Desa Cipayung, Desa Cipayung Jaya, Desa Ratu Jaya, Desa Pondok Terong, Desa Pondok Jaya.